Sekilas tentang Fraktur

Definisi

Fraktur merupakan terputusnya kontinyuitas dari tulang, lempeng epifisis, atau tulang rawan sendi.

Jenis
Terdapat berbagai macam jenis fraktur. Untuk lebih sistematisnya, dapat dibagi berdasarkan:
• Lokasi
Fraktur dapat terjadi di di berbagai tempat pada tulang seperti pada diafisis, metafisis, epifisis, atau intraartikuler. Jika fraktur didapatkan bersamaan dengan dislokasi sendi, maka dinamakan fraktur dislokasi.
• Luas
Terbagi menjadi fraktur lengkap dan tidak lengkap. Fraktur tidak lengkap contohnya adalah retak.
• Konfigurasi
Dilihat dari garis frakturnya, dapat dibagi menjadi transversal (mendatar), oblik (miring), atau spiral (berpilin). Jika terdapat lebih dari satu garis fraktur, maka dinamakan kominutif.
• Hubungan antar bagian yang fraktur dapat masih berhubungan (undisplaced) atau terpisah jauh (displaced).
• Hubungan antara fraktur dengan jaringan sekitar fraktur dapat dibagi menjadi fraktur terbuka (jika terdapat hubungan antara tulang dengan dunia luar) atau fraktur tertutup (jika tidak terdapat hubungan antara fraktur dengan dunia luar).
• Komplikasi fraktur dapat terjadi dengan disertai komplikasi, seperti gangguan saraf, otot, sendi, dll atau tanpa komplikasi.



A B C D E

A. Retak
B. Spiral
C. Kominutif
D. Transversal
E. Displaced

Gejala Klinis
• Adanya fraktur dapat ditandai dengan adanya :
• Pembengkakan. Kecuali frakturnya terjadi jauh didalam seperti pada tulang leher atau tulang paha.
• Perubahan bentuk, dapat terjadi angulasi (terbentuk sudut), rotasi (terputar), atau pemendekan.
• Terdapat rasa nyeri yang sangat pada daerah fraktur.

4 prinsip penatalaksanaan pada fraktur
1. Recognition berupa diagnosis dan penilaian fraktur
2. Reduction
3. Retention dengan imobilisasi
4. Rehabilitation yaitu mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin.

Tujuan pengobatan fraktur antara lain :
1. Reposisi
Tujuan mengembalikan fragmen keposisi anatomi. Tehnik reposisi terdiri darireposisi tertutup dan terbuka. Reposisi tertutup dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atautraksi kulit dan skeletal. Cara lain yaitu dengan reposisi terbuka yang dilakukan padapasienyang telah mengalami gagal reposisi tertutup, fragmen bergeser, mobilisasi dini, fraktur multiple, dan fraktur patologis.

Indikasi :
1. Reposisi tertutup gagal
2. Fragmen bergeser dari apa yang diharapkan
3. Mobilisasi dini
4. Fraktur multiple
5. Fraktur Patologis

2. Mobilisasi / FiksasiTujuan mempertahankan posisi fragmen post reposisi sampai Union (pembaharuankonyinuitas pada tulang yang patah). Imobilisasi yang sempurna akan mencegah pergerakandan kerusakan pembuluh darah yang akan mengganggu dalam penyembuhan fraktur. Bilaimobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan sebelum terjadi union, makakemu ngkinan untuk terjadinya non-union sangat besar.

Jenis Fiksasi :
a. Ekternal / OREF
- Gips ( plester cast)
- Traksi

Indikasi :
• Pemendekan (shortening)
• Fraktur unstabel : oblique, spiral
• Kerusakan hebat pada kulit dan jaringan sekitar

Jenis traksi :
1. Traksi Gravitasi : U- Slab pada fraktur hunerus
2. Skin traksi Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fraktur sehingga fragmen akan kembali ke posisi semula. Beban maksimal 4-5 kg karena bila kelebihan kulit akan lepas.
3. Sekeletal traksiDipasang pada distal tuberositas tibia (trauma sendi koksea, femur, lutut), pada tibiaatau kalkaneus ( fraktur kruris)

Komplikasi Traksi :
1. Gangguan sirkulasi darah beban > 12 kg
2. Trauma saraf peroneus
3. Sindroma kompartemen
4. Infeksi pada tempat masuknya pin



Indikasi OREF :
1. Fraktur terbuka derajat III
2. Fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang luas
3. Fraktur dengan gangguan neurovaskuler
4. Fraktur Kominutif
5. Fraktur Pelvis
6. Fraktur infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF
7. Non Union
8. Trauma multiple





b. Internal / ORIF

ORIF ini dapat menggunakan K-wire, plating, screw, k-nail.

Keuntungan cara iniadalah reposisi anatomis dan mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.

Indikasi ORIF :
a. Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi, misalnyafraktur talus dan fraktur collum femur.
b. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya fraktur avulse dan fraktur dislokasi
c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya fraktur Monteggia, fraktur Galeazzi, fraktur antebrachii, dan fraktur pergelangan kaki.
d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik denganoperasi, misalnya : fraktur femur.

PEMBIDAIAN

Tujuan utama pembidaian adalah untuk mencegah terjadinya pergerakan anggota tubuh yang cedera. Bidai harus mencakup sendi dan tulang agar efektif.

Tujuan pembidaian:
1. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah.
2. Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi risiko kejadian fat embolism syndrome dan syok
6. Mengurangi perdarahan
7. Membantu mempercepat proses penyembuhan

Jenisjenis bidai
1. Bidai Keras bidai kayu, bidai vakum, bidai tiup
2. Bidai Yang dapat Dibentuk bidai vakum, bantal, selimut, karton, kawat
3. Bidai TraksiSudah bentuk jadi, umumnya pada femur
4. Gendongan / belat & bebatgendongan lengan (mitela)
5. Bidai improvisasimenggunakan bahan apa adanya.
»»  Selanjutnya...